Pengertian penilaian pertumbuhan dan perkembangan • Tujuan, manfaat, prinsip, dan ruang lingkup penilaian • Tahapan penilaian • Teknik pencatatan dan pendokumentasian • Pengolahan penilaian • Penyusunan laporan pertumbuhan dan perkembangan • Pemanfaatan dan tindak lanjut hasil penilaian Dit. GTK PAUD, Kemendikbud, 2021
Kebugaran Jasmani Oleh Guru PendidikanDiposting pada Oktober 22, 2020April 14, 2021 – Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di Kali ini akan membahas mengenai Kebugaran Jasmani. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai Kebugaran Jasmani? Simak […]
Mekanismekontraksi otot sebenarnya merupakan bagian dari mekanisme kerja otot. Otot-otot berkontraksi dan melemas untuk dapat menggerakan tubuh. Perlu Anda ketahui pula bahwa mekanisme gerak otot yang berperan untuk kontraksi otot adalah sliding filamen. Yaitu, ketika filamen titpis bergeser melewati filamen tebal.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 170 a. Untuk peserta tes Berikut merupakan beberapa prosedur yang harus diikuti peserta tes sebelum melalukan tes kebugaran jasmani. 1 Kondisi tubuh sehat dan it. 2 Dua jam sebelumnya harus sudah makan. 3 Menggunakan pakaian dan sepatu olahraga. 4 Memahami terlebih dahulu tata cara pelaksanaan tes. 5 Melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan tes. 6 Peserta yang tidak dapat melakukan salah satu tes dianggap gugur. b. Untuk guru atau petugas tes Prosedur pelaksanaan tes untuk guru atau petugas tes sebagai berikut. 1 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. 2 Memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk mencoba beberapa gerakan tes. 3 Memperhatikan waktu perpindahan dari tes yang satu ke tes yang lain. 4 Memberikan nomor peserta yang jelas dan dapat dilihat oleh petugas tes. 5 Tidak memberikan nilai pada peserta tes yang tidak dapat melakukan salah satu tes. 6 Mencatat hasil tes pada formulir yang telah disediakan. 2. Langkah-langkah tes kebugaran Berikut diuraikan langkah-langkah tes kebugaran jasmani. a. Tes lari cepat 60 m Tujuan tes lari cepat 60 meter ialah untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan mengukur kecepatan lari serta menentukan tingkat kesegaran jasmani siswa. Peralatan dan perlengkapan 1 Lintasan lari yang lurus, datar, rata, tidak licin yang berjarak 60 meter 2 Stopwatch 3 Bendera start 4 Kapur 5 Alat tulis 6 Nomor dada 7 Tiang pancang Di unduh dari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 171 Pelaksanaan tes 1 Siswa bersiap berdiri di belakang garis start. 2 Pada saat aba-aba bersedia, peserta mengambil sikap start jongkok 3 Pada saat aba-aba ya, siswa berlari sekencang-kencangnya sampai garis inish. 4 Lari diulang jika ada siswa yang mencuri start atau salah seorang peserta mengganggu peserta lainnya. Teknik penilaian 1 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai siswa untuk menempuh jarak 60 meter. 2 Angka dicatat sampai per seratus detik bila stopwatch-nya digital, namun bila manual sampai per sepuluh detik. b. Angkat badan Tujuan angkat badan adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu. Peralatan dan perlengkapan 1 Palang tunggal. 2 Stopwatch. 3 Formulir tes dan alat tulis. 4 Nomor dada. 5 Serbuk kapur. Pelaksanaan tes untuk putri chinning 1 Palang tunggal dipasang dengan ketinggian 150 cm di atas permukaan tanah. 2 Peserta menggantungkan badannya di bawah palang tersebut dengan posisi lengan lurus. 3 Kemudian, lakukan gerakan membengkokkan lengan, lalu melurus- kannya kembali. 4 Lakukan selama 60 menit. Pelaksanaan tes untuk putra pull up 1 Peserta bergantung pada palang tunggal sehingga badan, kepala, dan tungkai lurus. 2 Peserta membuka kedua lengannya selebar bahu dan keduanya lurus. 3 Peserta mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan sampai dagu melewati palang tunggal, kemudian kembali ke sikap awal. 4 Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang tanpa istirahat selama 60 detik. Di unduh dari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X 172 Gambar Pull up untuk putra dan chinning untuk putri Teknik penilaian 1 Skor tes didasarkan pada jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar. 2 Jika siswa tidak dapat melakukan sikap tersebut dinyatakan gagal dan mendapatkan nilai nol. c. Baring duduk
2 Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra, Tes Gantung Siku Tekuk untuk Putri a) T ujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu b) A lat dan fasilitas 1) l antai rata dan bersih 2) pa lang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi
Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan – Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan? Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Ini adalah salah satu aspek penting dalam mengukur kinerja atlet yang berkompetisi. Ada berbagai teknik yang digunakan untuk menilai tes angkat badan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Ini adalah cara yang paling mudah dan efisien untuk mengukur kinerja atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan berbagai cara untuk menilai atlet. Salah satu cara untuk menilai adalah dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Ini dapat dengan mudah dihitung dengan membagi jumlah berat badan yang dapat diangkat oleh atlet dengan jumlah berat badan atlet itu sendiri. Ini adalah cara yang paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan dan kinerja atlet dalam angkat beban. Selain itu, teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet. Repetisi adalah jumlah kali seseorang dapat mengangkat berat badan yang diberikan. Ini bisa dengan mudah dihitung dengan membagi jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet dengan jumlah berat badan yang dapat diangkat. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Ini adalah waktu di mana atlet dapat menahannya di atasnya. Hal ini bisa dengan mudah dihitung dengan mengambil rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh atlet untuk menahan beban di atasnya. Ada juga teknik lain yang dapat digunakan untuk menilai tes angkat badan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik penilaian berbasis pengamatan. Ini melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Dengan melakukan pengamatan ini, para pengamat dapat menilai keterampilan atlet dalam melakukan gerakan angkat beban. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Ini adalah cara yang paling akurat untuk mengukur kinerja atlet dan membandingkan kinerja mereka dengan orang lain. Teknik penilaian ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Dengan teknik penilaian ini, para atlet dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi mereka lebih lanjut. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat 1. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat 2. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh 3. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh 4. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat 5. Teknik penilaian berbasis pengamatan melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan 6. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat 7. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Penjelasan Lengkap Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan 1. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Penilaian ini dapat menyediakan informasi yang berguna tentang kualitas kondisi fisik dan kemampuan angkat beban yang dimiliki atlet. Penilaian ini juga dapat membantu dalam menentukan program latihan yang tepat agar atlet dapat mencapai kinerja puncaknya. Tes angkat badan biasanya melibatkan atlet yang harus mengangkat beban tertentu dari posisi berbaring ataupun dari posisi duduk. Beban yang diangkat bisa berupa barbel, dumbbell, atau beban lain yang disesuaikan dengan tujuan pelatihan tertentu. Beban ini harus ditanggung dengan teknik yang benar dan selesai dalam satu gerakan. Teknik penilaian tes angkat badan biasanya menggunakan skala seperti skala pengukuran kekuatan relatif RFS atau skala ranking angkat beban RWB. Skala RFS digunakan untuk mengukur seberapa besar kekuatan relatif yang dimiliki oleh atlet, sedangkan skala RWB mengukur seberapa baik atlet dapat menghadapi beban yang berbeda. Beberapa tes angkat badan juga menggunakan tes lain untuk mengukur kemampuan angkat beban. Beberapa contohnya adalah tes lompatan, tes putaran, tes waktu, tes grip, dan tes medan. Tes-tes ini digunakan untuk mengukur kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi atlet. Untuk memastikan hasil yang akurat, sebelum melakukan tes angkat beban, atlet harus melakukan latihan yang tepat dan benar. Ini penting agar atlet dapat menyesuaikan dirinya dengan beban yang harus ditanggung dan dapat menunjukkan performa yang baik. Selain itu, atlet harus mengikuti beberapa petunjuk yang disarankan oleh pelatih. Pelatih biasanya akan mengajarkan teknik yang benar untuk mengangkat beban dan menjelaskan cara terbaik untuk mengontrol kekuatan dan ketahanan tubuh. Setelah tes angkat beban selesai dilakukan, atlet harus memeriksa hasilnya. Hasil tes ini akan menunjukkan bagaimana atlet membandingkan kekuatannya dengan orang lain dan bagaimana atlet dapat meningkatkan kekuatannya. Hasil ini juga dapat digunakan untuk menentukan program latihan yang tepat bagi atlet. Dengan demikian, teknik penilaian tes angkat badan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Penilaian ini dapat menyediakan informasi yang berguna tentang kondisi dan kemampuan angkat beban, dan juga dapat membantu dalam menentukan program latihan yang tepat. 2. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Ini adalah cara yang populer untuk mengukur kekuatan dan kesehatan atlet. Prosedur ini biasanya digunakan untuk menilai kemampuan fisik atlet di berbagai tingkat, termasuk kejuaraan. Teknik penilaian berbasis kinerja mengukur berapa banyak berat badan yang dapat diangkat oleh atlet dalam waktu singkat. Angka ini kemudian dicocokkan dengan standar yang ditetapkan untuk menilai kemampuan atlet. Atlet harus dapat mencapai atau melebihi standar tertentu untuk mendapatkan nilai tertinggi. Atlet akan diuji dengan angkat badan tertentu. Hal ini bisa berupa beban yang terdiri dari barbel, dumbel, atau berat lainnya. Atlet harus mengulangi angkat beban ini sebanyak mungkin. Jumlah angkat yang dilakukan oleh atlet ini akan menjadi standar untuk menilai kemampuan fisik atlet. Setelah itu, para juri akan menghitung jumlah angkat yang dilakukan oleh atlet dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan. Jika atlet berhasil mencapai atau melebihi standar, mereka akan mendapatkan nilai tertinggi. Jika atlet tidak dapat mencapai atau melebihi standar, nilai yang mereka dapatkan akan rendah. Teknik penilaian berbasis kinerja ini bermanfaat bagi atlet karena memungkinkan mereka untuk mengetahui tingkat kesehatan dan kekuatan fisik mereka. Dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet, para juri dapat dengan mudah menentukan apakah atlet dapat bersaing dengan atlet lain. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Pertama, para juri harus memastikan bahwa standar yang ditetapkan adalah tepat dan dapat diikuti oleh semua atlet. Kedua, para juri harus memastikan bahwa berat badan yang digunakan untuk mengukur kinerja atlet adalah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ketiga, para juri harus memastikan bahwa atlet memiliki waktu yang cukup untuk melakukan angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja ini berguna bagi para atlet untuk menilai dan mengembangkan kemampuan fisik mereka. Dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet, para juri dapat dengan mudah menentukan tingkat kemampuan fisik atlet. Namun, para juri harus memastikan bahwa standar yang ditetapkan tepat dan dapat diikuti oleh semua atlet. 3. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja merupakan salah satu teknik penilaian yang banyak digunakan untuk menilai tes angkat badan. Pada teknik ini, tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kinerja atlet yang diukur berdasarkan jumlah repetisi yang dapat mereka lakukan dalam jangka waktu tertentu. Artinya, jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet akan menjadi tolak ukur kinerja mereka. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan beberapa komponen, termasuk menentukan desain tes angkat badan yang ingin digunakan, menentukan berapa banyak repetisi yang harus dilakukan oleh atlet, memilih metode pengukuran yang tepat, memilih kriteria penilaian, dan lainnya. Pada teknik penilaian berbasis kinerja, mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet menjadi hal yang sangat penting untuk menilai kinerja mereka. Repetisi adalah jumlah gerakan yang dapat dilakukan oleh atlet dalam jangka waktu tertentu. Untuk tes angkat badan, repetisi dapat diukur dengan menghitung berapa banyak kali atlet dapat berangkat dan kembali ke posisi awal. Dengan demikian, jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet akan menjadi tolak ukur kinerja mereka. Untuk mengukur jumlah repetisi, atlet harus melakukan berbagai tes angkat badan. Setiap tes harus memenuhi kriteria yang ditentukan sebelumnya. Setelah tes selesai, hasilnya akan dianalisis dan dinilai berdasarkan jumlah repetisi yang dapat dicapai oleh atlet. Dengan menggunakan teknik ini, pengamat dapat dengan mudah mengidentifikasi tingkat kinerja atlet dan mengetahui berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka. Kesimpulannya, teknik penilaian berbasis kinerja merupakan teknik yang banyak digunakan untuk menilai tes angkat badan. Dengan teknik ini, tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kinerja atlet dengan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka dalam waktu tertentu. Dengan menggunakan teknik ini, pengamat dapat dengan mudah mengidentifikasi tingkat kinerja atlet dan mengetahui berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka. 4. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja adalah salah satu cara yang digunakan untuk menilai prestasi atlet dalam angkat badan. Teknik ini melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Teknik ini sering digunakan dalam kompetisi angkat berat untuk menentukan siapa yang memenangkan kompetisi. Teknik penilaian berbasis kinerja adalah salah satu yang paling umum digunakan ketika menilai kemampuan angkat badan. Dalam teknik ini, atlet melakukan angkat badan dengan berat tertentu. Setelah atlet berhasil mengangkat berat, dia akan diperintahkan untuk menahan berat badan untuk jangka waktu tertentu. Waktu maksimal yang diperbolehkan untuk menahan berat badan adalah tiga detik. Atlet yang dapat menahan berat badan untuk jangka waktu tersebut akan memenangkan kompetisi. Teknik penilaian berbasis kinerja juga memiliki beberapa keunggulan. Pertama, teknik ini dapat menentukan kemampuan angkat badan yang tepat dari atlet. Teknik ini juga memastikan bahwa atlet yang menang adalah yang terbaik. Kedua, teknik ini dapat menentukan kemampuan angkat badan yang tepat dari atlet dengan mengukur berapa lama mereka dapat menahan berat badan. Teknik ini juga memastikan bahwa atlet yang menang adalah yang paling kuat. Ketiga, teknik ini juga memungkinkan atlet untuk meningkatkan kemampuan mereka secara berkelanjutan. Dengan mengetahui berapa lama mereka dapat menahan berat badan, mereka dapat mengidentifikasi keterbatasan mereka dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan mereka. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi ketika menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Pertama, teknik ini membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk diimplementasikan. Kedua, teknik ini memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Ketiga, teknik ini mungkin tidak sesuai untuk semua jenis angkat badan, seperti angkat bahu dan angkat seluruh badan. Walaupun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, teknik penilaian berbasis kinerja tetap merupakan salah satu yang paling umum digunakan untuk menilai kemampuan angkat badan. Dengan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan, teknik ini dapat memastikan bahwa atlet yang memenangkan kompetisi adalah yang terbaik. Teknik ini juga memungkinkan atlet untuk meningkatkan kemampuan angkat badan mereka dengan berkelanjutan. 5. Teknik penilaian berbasis pengamatan melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Teknik penilaian berbasis pengamatan adalah metode penilaian yang berbasis pada pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Metode ini bergantung pada kemampuan pengamat untuk menilai gerakan atlet secara akurat. Teknik ini biasanya digunakan untuk menilai gerakan atlet dalam olahraga seperti teknik angkat besi, angkat badan, dan lompat tinggi. Salah satu alasan utama penggunaan teknik penilaian berbasis pengamatan adalah karena pengamat dapat secara langsung menilai gerakan atlet. Pengamat dapat dengan mudah mengamati kinerja atlet dan gerakannya. Ini menyediakan pengamat dengan informasi yang akurat dan berharga tentang keterampilan atlet. Selain itu, teknik ini memungkinkan pengamat untuk memberikan tanggapan yang tepat dan cepat. Selain itu, teknik ini juga memungkinkan pengamat untuk memberikan saran dan komentar yang bermanfaat untuk membantu atlet meningkatkan keterampilannya. Ketika menggunakan teknik penilaian berbasis pengamatan, pengamat harus memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang gerakan yang dianalisis. Pengamat harus memahami aturan yang berlaku dalam olahraga dan jenis gerakan yang berlaku. Ini akan memastikan bahwa pengamat menilai keterampilan atlet dengan benar dan memberikan tanggapan yang tepat. Selain itu, pengamat juga harus memiliki kemampuan untuk mengamati gerakan dengan tepat. Pengamat harus dapat mengamati gerakan dengan teliti dan mengenali kesalahan dan keberhasilan atlet. Ini akan membantu pengamat menilai gerakan atlet dengan benar dan memberikan tanggapan yang sesuai. Di akhir penilaian, pengamat akan memberikan penilaian yang akurat tentang keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Dengan informasi ini, atlet akan dapat memahami lebih baik keterampilan mereka dan berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka di masa depan. Dengan demikian, teknik penilaian berbasis pengamatan akan membantu atlet mencapai potensi maksimal mereka dalam teknik angkat badan. 6. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik ini memungkinkan tester untuk menilai performa dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan secara kualitatif dari setiap tester. Teknik ini juga memungkinkan tester untuk menilai tes angkat badan secara obyektif dan mengidentifikasi perbedaan antara berbagai tes angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan mencakup tujuh langkah utama. Pertama, tester harus menentukan tujuan tes angkat badan. Tujuan tes angkat badan dapat berkisar dari evaluasi kesehatan umum, kondisi fisik, kondisi mental, kemampuan fisik, kemampuan melakukan aktivitas harian, kemampuan melakukan tugas fisik, hingga tujuan menilai kemampuan atletik. Kedua, tester harus memilih jenis tes angkat badan yang sesuai dengan tujuan tes angkat badan. Jenis tes angkat badan dapat berkisar dari tes kekuatan otot, tes kekuatan otot-otot punggung, tes daya tahan, tes kecepatan, tes keseimbangan, tes kekuatan kaki, hingga tes kekuatan lengan. Ketiga, tester harus menentukan target yang akan dicapai oleh tester selama tes angkat badan. Target dapat berkisar dari mempertahankan postur yang benar, menghitung jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu, meningkatkan kekuatan otot, hingga meningkatkan daya tahan. Keempat, tester harus mendefinisikan nilai yang akan diterapkan pada setiap tes. Nilai dapat berkisar dari skor kualitatif untuk menilai performa, skor kuantitatif untuk mengukur kekuatan dan kelemahan, hingga skor komposit untuk menilai kinerja keseluruhan. Kelima, tester harus melakukan pengamatan dan evaluasi secara kualitatif. Pengamatan dan evaluasi ini dapat berkisar dari menilai keseimbangan, menilai postur, menilai kontrol gerakan, menilai kekuatan, hingga menilai daya tahan. Keenam, tester harus menerapkan skor kuantitatif untuk mengukur kemampuan tester. Skor kuantitatif ini dapat berkisar dari skor jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu, skor jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, skor kekuatan otot, hingga skor daya tahan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan merupakan cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik ini memungkinkan tester untuk menilai performa secara kualitatif dan mengukur kemampuan secara kuantitatif. Dengan teknik ini, tester dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan secara obyektif dan menilai kinerja keseluruhan secara efektif. 7. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Teknik penilaian adalah cara untuk menilai kemampuan seseorang atau kinerja suatu organisasi. Metode ini sering digunakan untuk menilai kemampuan atlet, seperti dalam hal teknik angkat beban. Teknik ini bertujuan untuk mengukur kemampuan fisik atlet, yang dapat membantu dalam perencanaan latihan dan program pelatihan. Saat melakukan teknik penilaian angkat beban, penting untuk memastikan bahwa atlet memiliki peralatan yang tepat, termasuk pakaian, sepatu, beban, dan perlengkapan lain yang tepat. Selain itu, atlet harus memiliki area yang aman untuk melakukan aktivitas angkat beban, dengan lantai yang kokoh dan tidak licin. Ini penting untuk memastikan bahwa atlet tidak mengalami cedera. Setelah memastikan bahwa atlet memiliki peralatan yang tepat dan berada di area aman, tahap selanjutnya adalah melakukan tes angkat beban. Teknik penilaian ini melibatkan atlet melakukan angkat beban dengan berbagai tingkat beban. Tingkat beban yang tepat ditentukan oleh pelatih, tergantung pada tujuan tes angkat beban. Setelah itu, pelatih akan menilai kemampuan atlet untuk menangani beban dengan mencatat jumlah berapa banyak angkat yang dapat dilakukan atlet selama tes. Ketika melakukan tes angkat beban, penting untuk memastikan bahwa atlet melakukan latihan dengan benar. Pelatih harus memastikan bahwa atlet menggunakan teknik yang benar, termasuk memastikan bahwa posisi tubuh, kaki, dan tangan atlet benar dan sesuai dengan standar. Pelatih juga harus memastikan bahwa angkat yang dilakukan atlet dilakukan dengan kecepatan yang tepat dan dengan kontrol yang tepat. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Hal ini penting untuk menentukan mana yang perlu ditingkatkan atau dicapai oleh atlet. Dengan mengetahui area yang membutuhkan perbaikan, pelatih dapat menyesuaikan program pelatihan untuk membantu atlet mencapai tujuannya. Teknik penilaian angkat beban adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mengukur kemampuan atlet. Dengan melakukan tes angkat beban, atlet dapat mengetahui seberapa baik mereka melakukan angkat beban dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. Dengan cara ini, atlet dapat dengan efektif mencapai tujuan mereka dan meningkatkan kemampuan mereka.
AdminRukim ID 08/02/2020. 1 3,746. Buku Panduan Penilaian Kemdikbud Tahun 2020. Download Buku Penilaian Terbaru Kemdikbud Tahun 2020 PDF - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sudah merilis Buku Panduan Penilaian terbaru tahun 2020. Hal ini bertujuan agar tercapai tujuan pendidikan nasional melalui penilaian kepada siswa. Tahap4. Menarik kesimpulan. Siswa mendiskusikan untuk menarik kesimpulan dari hasil senam lantai dengan bimbingan guru. (Kerjasama) 1. Dari data yang diperoleh dan mencermati kembali (mengasosiasi) apa yang telah di tuliskan tentang pengertian, senam lantai : gerak meroda, gerak guling depan dan gerak melenting.
Sehubungandengan hal tersebut, agar penilaian dapat dilaksanakan dengan berkualitas, perlu disusun Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Panduan penilaian ini diharapkan dapat memudahkan guru untuk melakukan penilaian dan melaporkan hasil penilaian baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan. B.

Posisibadan dan kepala Anda harus dalam keadaan atau posisi vertical dengan siku membentuk sudut 90 derajat. Ketika mendorong tubuh ke depan dengan sempurna, kaki belakang digerakkan ke depan. Saat ingin menyentuh tanah, ujung jari kaki disentuhkan ke bawah atau tanah.

AuditorTerampil yang akan diangkat menjadi Auditor Ahli diberikan angka kredit dari ijazah S1/DIV ditambah angka kredit kumulatif sebesar 65% dari angka kredit diklat, tugas pokok, dan pengembangan profesi dengan tidak pemperhitungkan angka kredit dari unsur penunjang. Demikian informasi singkat terkait jenis Jabatan Fungsional Auditor. JvKY5.
  • xh22n3n66a.pages.dev/150
  • xh22n3n66a.pages.dev/81
  • xh22n3n66a.pages.dev/205
  • xh22n3n66a.pages.dev/394
  • xh22n3n66a.pages.dev/470
  • xh22n3n66a.pages.dev/205
  • xh22n3n66a.pages.dev/318
  • xh22n3n66a.pages.dev/161
  • bagaimana teknik penilaian tes angkat badan